Skip to main content

Tanggal 6 April 2022, mendadak ada yang menyusul saya ke Barcelona: Ayodhya Glenardi yang saya biasa panggil Glen dan nama depatnya sama dengan merek minyak balur yang kami produksi. Sekitar pukul 9 pagi waktu Barcelona dia sampai ke hotel, kamipun lalu berbincang-bincang membahas kelucuan kok ya dia bisa nyusul. Padahal dia baru wawancara untuk dapat visa di tanggal 30 Maret 2022. Semuanya serba cepat dan mendadak.

Kami lalu mengikuti gerak semesta untuk menuju Sagrada Familia. Di sana kami memilih bangku kosong di taman, lalu berhening cipta di situ, tidak tergerak untuk membeli tiket dan masuk ke bangunan yang hingga saat ini masih direnovasi.

Saya menyelami keheningan dan menyabdakan agar golden energi betul-betul terpancar ke seluruh penjuru Bumi. Sementara Glen saya minta fokus pada purifikasi diri; senyatanya dia merasakan ada banyak sisi gelap di lapisan dalam yang muncul ke permukaan dan membuatnya tidak nyaman. Saya jelaskan bahwa pemurnian diri itu bisa berlangsung beberapa lama dan bertahap, tidak mungkin sekali beres.

Dia mengerti ini dan mengungkapkan refleksinya, bahwa banyak orang memang tidak tahan dalam proses pemurnian diri dan penyirnaan sisi gelap ini. Prosesnya memang bisa menyakitkan, sama sekali tidak menyenangkan. Yang tidak tahan ya pasti tumbang, berhenti berusaha.

Memang demikian adanya: sebagian murid saya memang memilih menyerah dalan proses purifikasi, lalu masuk ke dalam kedamaian dan kedamaian semu seolah tak ada masalah yang harus dibereskan. Saya menggenapi dengan menyatakan, sebagian orang yang menyerah ini kemudian memilih menyalahkan saya sebagau penyebar ajaran sesat. Harus ada yang disalahkan untuk menghibur diri.

Terkait dengan pemurnian diri ini, saya juga tegaskan bahwa kuncinya adalah kualitas hening: semakin seseorang bisa henimg ya semakin besar kekuatan ilahi yang bekerja untuk membereskan segala sisi gelap. Hanya duduk diam tapi melamun, atau hanya berakrobat pikiran dan bicara tentang Diri Sejati tanpa benar-benar terhubung juga tak akan membawa pada purifikasi yang sesungguhnya.

Belajar spiritual yang beneran memang tidak gampang; teorinya sih sederhana, praktiknya yang tidak semua bisa menjalani dengan konsisten.

Usai meditasi di taman di sebrang Sagrada Familia, saya mengajak Glen berjalan kaki menuju Stasiun Bus Barcelona Nord. Di sana kita akan menuju tempat yang dituntunkan Gusti dan memang bisa dijangkau dengan bus. Sampai di sana, tadinya kami mau ke Empuries tempat ada kastil tua. Tapi jadwal busnya tidak pas.

Lalu muncul gerak semesta untuk ke Andorra, negara kecil yang ada di antara Spanyol dan Perancis. Ternyata ada bus ke Andorra yang berangkat satu jam lagi, dan waktu tempuh sekitar 3 jam 20 menit. Jadilah….kamipun membeli tiket: dua orang 30 Euro.

Ternyata, petualangan ke Andorra ini benar-benar luar biasa. Perjalanan ke sana, melintasi jalan tol dengan pemandangan kanan kiri yang indah: pegunungan yang kokoh, batu karang, batu kapur, lanscape surgawi. Bus yang kami tumpangi juga masuk ke terowongan yang menembus bukit/gunung beberapa kali. Di perbatasan Andorra, bus berhenti sejenak, ada polisi yang naik ke dalam bus untuk memeriksa identitas penumpang. Kami tunjukkan paspor dan visa, amanlah.

Ternyata, Andorra ini indah sekali. Ini adalah kota yang jadi negara tersendiri. Ia dikelilimgi pegunungan yang keren: Pyrenees. Takjub saya melihat karya arsitektur dan tata kota yang menyatu dengan struktur pegunungan.

Tapi anugrah kami bukan soal menikmati Andorra yang indah. Ada pengalaman spiritual yang mengasyikkan. Saat di Bus dan mulai meninggalkan Barcelona, saya terhubung dengan Guardian of Andorra. Maka saya minta Mbak Ika Direktur Persaudaraan Matahari untuk melakukan wawancara interdimensi, dan demikianlah hasilnya:

Apr 6 2022 | 20.20 WIB
GUARDIAN OF ANDORRA
Welcome to the Pyrenees.
This was once a land of the nobles, and still is. Even when the nobility itself has changed into a more mundane form, as required.

True nobility lies on the deeds which come from the purest hearts, purest intention, purest will…from which the power arise to unlock all kinds of abundance.
Great power comes with great responsibilities. Only the purest and the truest can open the door.

Saya juga selami, Pegunungan Pyrenees memang dulunya tempat penggemblengan para ksatria elit di Eropa. Dalam sejarah resmi, Andorra memang menjadi negara tersendiri karena Raja Charlemagne berterima kasih karena para ksatria Andorra berhasil mempertahankan diri dari invasi kaum Moor.

Dan pada saat ini, saya menemukan fakta lucu, Andorra secara resmi telah mencabut semua pembatasan terkait kopit: tak ada kewajiban harus menunjukkan sertifikat kebal virus buat yang datang, tak juga harus pakai penutup hidung untuk indoor dan outdoor. Sementara Spanyol sendiri masih belum merdeka penuh. Di outdoor bebas merdeka, tapi masuk ke gedung, hotel, bus, harus tutup hidung dan mulut.

Andorra dalam hal ini lebih merdeka. Pemerintahan negara kecil ini rupanya lebih punya independensi dari kekuatan global yang masih mau melestarikan drama sakit flu ini.
Tiba di Stasiun Bus Andorra kami bergerak menuju sektor kota tua, disebut Andorra la Vella. Ternyata menurut supir taksi baik hati, itu bisa dijangkau dengan jalan kaki. Kamipun berjalan kaki, lalu menemukan spot meditasi di bangunan tua dekat Gedung Konggres Andorra.

Di sini, saya hening dan menyabdakan beberapa hal:
1. Semangat kemerdekaan ala Andorra ini menyebar ke semua penjuru, sehingga umat manusia bisa hidup merdeka seutuhnya.
2. Jadilah Pegunungan Pyrenees sebagai mandala utama Golden Energy.
3. Bermunculan para ksatria dan patriot sejati di berbagai penjuru untuk berjuang bersama mewujudkan Bumi Surgawi.

Saya perhatikan, setelah meditasi di Andorra ini ada perubahan pada diri Glen, dia semakin jernih dan terbangkitkan patriotismenya. Saya juga mengecek murid-murid Persaudaraan Matahari yang lain; rupanya banyak yang mendapat anugrah ikut termurnikan. Tetapi yang memilih bahlul ya tetap saja kejernihan 1% ke bawah dan tinggal menunggu waktu tereliminasi. Nyatanya, setelah momen di Andorra ini, gerak penyelarasan berjalan semakin dahsyat.

Lalu, pesona Rose Mystica semakin memancar, The Holly Grail semakin ternyatakan, menyapu semua ilusi moral yang datang dari bisikan si iblis yang nakal.
NB: Ke Andorra ya kok naiknya Golden Bus…bener2 simbol diantar menuju Golden Era.

Setyo Hajar Dewantoro

The Architect of Civilization, The Alchemist, The Game Changer

Leave a Reply