Skip to main content

Saudara dan Saudari sebangsa dan setanah air yang saya kasihi di mana pun Anda berada.

Sore ini anggota dari perkumpulan Pusaka Indonesia Gemah Ripah mengadakan acara di berbagai kota untuk menghayati dan memperingati semangat kepahlawanan yang dulu pernah ditorehkan oleh founding fathers kita. Ini momentum yang tepat untuk semangat kepahlawanan tersebut. Pada momen kali ada beberapa hal yang hendak saya sampaikan untuk mengukuhkan semangat perjuangan kita bersama.

Bapak Ibu dan Saudara Saudari, harus kita akui bahwa pada saat ini upaya penjajahan pada bangsa kita belum selesai. Ada banyak cara dan manuver yang dilakukan untuk mencoba menjajah negeri ini dengan cara yang baru. Termasuk bagaimana kita dipaksa untuk susah bernapas dan berkumpul juga bersama-sama sehingga kehidupan ekonomi dan sosial budaya kita turun secara drastis. Kita harus mengerti ini adalah salah satu bentuk penjajahan yang baru.

Tanpa ada orang yang berani berkata tidak, mengambil resiko melawan bentuk penjajahan ini, maka kita akan benar-benar jadi bangsa yang terjajah. Saya mengajak Anda semua untuk menjadi jiwa yang pemberani sebagaimana para pendahulu atau founding fathers kita yang menorehkan cerita kepahlawanannya dengan darah dan nyawa. Mari kita lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan pada saat ini.

Bangsa ini, Ibu Pertiwi benar-benar membutuhkan jiwa-jiwa yang tulus, yang berani berjuang, mengabdi, dan berbakti pada negara ini, dengan segala kemampuan yang ada.

Saat ini kita perlu berkata tidak kepada semua model penjajahan gaya baru yang sedang dilancarkaan kepada kita. Kita tunjukkan dengan cara yang santun. Kita tetap menjalankan kegiatan kebudayaan, pendidikan, berkumpul, dan bergotong royong. Kita tetap menunjukkan bahwa kita bersaudara. Ini sudah kita buktikan bersama. Tidak ada hal buruk yang terjadi. Ketika kita tetap bersalaman, berpelukan, dan bersama, kita akan semakin sehat. Ini fakta yang tidak bisa dibantah. Di balik isu yang sedang berkembang ini, ada sekolompok kecil orang yang mencoba mengerdilkan kita demi kepentingan politik dan ekonomi mereka.

Resiko adalah hal yang harus dibayar jika kita ingin mendapatkan kemuliaan. Tanpa pengorbanan apa pun, tidak ada kemuliaan yang didapat. Tanpa ada yang berani berjuang, bangsa ini tidak akan jadi bangsa yang jaya dan merdeka. Lewat perkumpulan kita dan tempat kita bertugas di mana pun, kita tunjukkan kepahlawanan yang nyata.

Terkait dengan hal ini, saya selalu menekankan, jangan pernah berjuang tanpa landasan spiritualitas. Sebelum Anda berjuang pastikan jiwa Anda dalam kemurnian. Sebelum Anda melakukan langkah-langkah untuk mengubah negeri ini, pastikan jiwa Anda dulu yang berubah, yakni menjadi jiwa yang murni, memiliki kesadaran murni akan ketuhan Yang Maha Esa. Di mana pun Anda berada, Anda pasti akan menjadi pengubah bangsa ini sesuai dengan cita-cita luhurnya jika telah terlebih dahulu mengubah diri menjadi pribadi yang Agung dan luhur, yang bisa mengejawantahkan nilai-nilai Pancasila dalam keseharian.

Saudara dan saudari sebangsa dan setanah air yang saya kasihi,

Pancasila tidak untuk diomongkan belaka, tanpa penghayatan yang nyata. Pancasila hanya berguna jika kita menghidupkannya dan mengobarkan apinya dalam sanubari kita.

Intisari Pancasila adalah menjadi pribadi yang berketuhanan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sadari dan hayati Tuhan yang nyata dalam setiap tarikan dan embusan napas. Sadari kasih murninya nyata, setiap langkah kita selalu dinaungi oleh kuasa Tuhan Yang Maha Esa.

Sadari keberadaanNya yang bertahta di relung jiwa kita.

Mereka yang menjadi Pahlawan Sejati adalah mereka yang telah mengenal Tuhannya dengan sejati pula. Mereka yang telah menyadari keberadaan Sang Penuntun Agung di relung jiwanya. Mereka yang melangkah dengan ketulusan paripurna. Mereka yang telah melampaui segala egonya. Mereka yang bisa bersatu dengan saudara yang lain karena tidak mengedepankan kepentingan pribadi. Ini adalah tipikal manusia Indonesia yang hendak kita nyatakan. Manusia Indonesia dirancang menjadi manusia yang Agung dan luhur budi pekertinya.

Manusia yang berkesadaran pada ketuhanan Yang Maha Esa, yang punya semangat kemanusiaan yang universal, yang bisa hidup bersatu sebagai sebuah bangsa dan sebagai warga dunia.

Saudara-saudari yang saya kasihi,

Jangan berkecil hati ketika melangkah dengan jumlah anggota yang tidak banyak.

Sadari bahwa kemenangan itu karena Tuhan menunjukkan kuasaNya, bukan karena kemauan kita. Dalam kesadaran ini, jumlah anggota kita menjadi tidak penting. Dengan jumlah anggota berapa pun, selama yang bersangkutan berjuang dengan totalitas dan penuh kesungguhan akan menarik dan mendatangkan keajaiban. Kita semua sedang berjuang semampu kita, tidak peduli banyak yang menentang, mencibir, atau bahkan tidak tergerak bergabung. Kita hanya mengupayakan yang terbaik untuk mendatangkan keajaiban dan pertolongan Tuhan Yang Maha Esa. Berapa pun jumlah kita, kita hanya berusaha dan berupaya agar pertolongan Tuhan datang dan menjadi nyata.

Saudara-saudari yang saya kasihi,

Kita sedang berjuang bersama-sama di dalam wadah Gemah Ripah. Kita harus melalui fase demi fase, tahap demi tahap. Pada awalnya kita mencanangkan menjadi partai. Tetapi, ada sebuah petunjuk untuk menjadi perkumpulan dulu agar perkumpulan kita menjadi sah sebagai organisasi. Ini menjadi semacam pusaka agar target berikutnya benar-benar tercapai. Di dalam tahap ini, tentu akan ada seleksi alam . Mereka yang tidak tulus dan egois akan tersaring, tersisihkan, atau menyisihkan diri, tidak perlu ada kesedihan dan kemelekatan. Kita hanya dipersatukan dengan mereka yang konsisten di dalam vibrasi yang sama, dalam kesadaran yang setara. Kita terus berjalan dan berjuang.

Akhir-akhir ini saya dipertemukan dengan orang-orang yang punya kesamaan visi untuk Indonesia yang Agung. Mereka memiliki kesamaan dengan kita, yakni cinta dengan tanah air dan komitmen pada nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika. Biarkan saja mengalir agar kita bisa bertemu dengan orang-orang yang satu visi. Lambat laun akan banyak orang yang berjuang bersama kita. Ini harus kita mengerti bersama. Jangan pernah kecil hati. Jangan pernah patah semangat. Jangan pernah lelah untuk berjuang.

Tantangan kita tidak mudah. Tantangan bukan hanya datang dari ranah manusia, kita juga berhadapan dengan kekuatan tak terlihat yang hendak menghentikan langkah kita. Saat kita hening total, berjiwa jernih, menyatu seutuhnya dengan kekuatan Tuhan, tidak ada yang bisa mengalahkan kita. Kemenangan adalah kepastian. Kejayaan adalah ketetapan bagi kita semua. Teruslah berjuang. Bersama-sama kita memastikan kejayaan untuk Indonesia raya.

Lakukan yang terbaik semua yang Anda bisa. Berikan dengan totalitas dan ketulusan yang paripurna. Perkuat persatuan di antara kita. Jika ada pergesekan apa pun, segera selesaikan dengan jiwa yang penuh kasih. Perbedaan pendapat di antara kita adalah niscaya. Namun, saat kita kembali pada keheningan, perbedaan pendapat pasti bisa dilampaui. Di dalam keheningan dan tuntunan Tuhan yang bersemayam dalam diri kita, tidak akan ada konflik, kesalahpahaman, dan perpecahan. Kembali pada landasan kita semua, yakni perjuangan ini adalah cara kita berbakti pada negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Spiritualitas adalah landasan kita. Ini adalah aksi nyata kita yang mengejawantahkan kesadaran spiritual kita. Sangat tidak patut jika kita tenggelam dalam keheningan, namun kita mengabaikan kondisi yang real di sekitar kita, yang membutuhkan sebuah aksi nyata. Sangat tidak patut jika kita asyik bermeditasi, namun kita membiarkan orang menderita dan membiarkan penjajahan berjalan tanpa adanya perlawanan apa pun. Aksi politik, sosial, dan kebudayaan adalah manifestasi dari kesadaran spiritual kita. Ini adalah cara kita untuk membuat peradaban kita tetap jaya.

Biarlah di dalam sanubari kita semua bangkit api kepahlawanan yang sejati. Di tanah ini biarlah kembali menyala api kepahlawanan itu.

Biarlah kita meraih kemerdekaan yang sesungguhnya sebagai buah dari gerakan yang tidak pernah terputus yang kita lakukan dari generasi ke generasi.

Setyo Hajar Dewantoro

The Architect of Civilization, The Alchemist, The Game Changer

Leave a Reply