Skip to main content

Hari ini saya digerakkan ke dua tempat, yaitu Ciutat Vella dan Gothic Quarter. Jarak keduanya sekitar 3 km dan bisa saya tempuh dengan berjalan kaki. Dalam perjalanan menuju Ciutat Vella saya melewati gerbang kuna, mirip Arch de Triumph di Paris, cuma yang di Paris berwana putih, di sini berwarna merah bata. Di Ciutat Vella dan Gothic Quarter, kita bisa temui kawasan dengan jejak-jejak arsitektur kuna yang tersisa. Selebihnya kita bisa temui resto atau kafe berbagai jenis. Ada juga museum, katedral, dan tempat-tempat lain yang dianggap bersejarah. Buat turis biasa, apalagi dari Indonesia, cukup asyiklah kita bisa berkunjung ke tempat demikian.

Melewati Arch de Triumph di Barcelona menjadi simbol kita memasuki gerbang era baru: golden era, satya yuga. Saya menyentuh tembok gerbang berwarna merah, merasakan keterhubungan yang mendalam dan menegaskan kesiapan mengikuti gerak semesta yang membawa pada pemenuhan rancangan agung.

Tapi saya adalah turis luat biasa; tujuan saya pertama-tama adalah melakukan kerja kosmik. Saya jalankan proses keheningan untuk memberkati tempat dan orang-orang yang harus diberkati, mengaktivasi kembali mandala kuna yang lama dilupakan, dan mengupgrade diri agar terus bertumbuh secara energi dan kesadaran.

Di tempat-tempat yang memang cocok dengan gerak saya terdalam, saya hening cipta, menghayati kasih murni dalam nafas, menyadari keterhubungan dengan Diri Sejati dan Diri Semesta, terhubung juga dengan jiwa ilahi yang sedang menunjukkan keberadaannya. Di Barcelona inilah saya mengalami de javu. Realitasnya, jiwa telah lebih dulu ada sebelum tubuh ini ada. Jiwa telah banyak melakukan pengembaraan ruang waktu, dengan berganti-ganti tubuh fisik, plus berganti-ganti identitas pribadi juga.

Saya disingkapkan pada kenangan di kehidupan lampau. Saya juga berkomunikasi lewat rasa sejati dengan immortal dalam wujud perempuan sepuh. Barcelona memang harus saya kunjungi; datang ke sini seperti pulang kampung. Dalam hening, terkenang bagaimana di kehidupan lampau saya pernah punya Sagrada Familia dan bersama-sama mereka saya membangun Bumi Surgawi, berbasis di tanah ini. Dalam hening, saya memberkati kembali tanah ini. Biarlah dengan datangnya saya ke Barcelonq, membawa energi kasih murni, terbangkitkan kembali segala kejayaan dan keagungan yang dulu pernah ada, tentu dalam versi baru yang berbeda.

Saya sepenuhnya menyadari, bahwa tantangan membangun Bumi Surgawi saat ini sangatlah tidak mudah. Ini harus ditopang dengan penguasaan energi semesta yang dijuluki Sigma, yang memastikan seluruh pejuang Bumi Surgawi bisa memastikan life span (masa hidup) dan velocity of dispersion (percepatan penyebaran) yang memadai. Inilah yang sedang saya upayakan lewat kedatangan ke Barcelona. Upaya ini saya realisasikan dengan menjalankan laku hening formal di tempat dan waktu yang dituntunkan oleh Diri Sejati.

Perlu saya ceritakan, saya jarang sekali menangis dan keluar air mata. Tapi itulah yang terjadi saat saya terhubung dengan immortal Barcelona. Saya benar-benar merasakan keharuan saat menyadari bahwa saya dirindukan oleh tanah ini, dan saya juga merindukan tanah ini.

Sepanjang perjalanan hidup saya di berbagai masa dengan tubuh dan identitas yang berbeda-beda, saya selalu hidup dengan missi agung, saya selalu melahirkan karya yang agung. Demikianlah juga yang saya lakukan saat ini. Dan pasti tantangannya banyak. Mulai dari tantangan (atau upaya menjatuhkan) kelas ecek-ecek dari orang-orang yang frustasi dengan hidupnya dan bermental pecundang penghianat, juga tantangan dari orang-orang yang semula mapan berkuasa mencengkram manusia di Bumi dengan sistem yang merusak dan mendehumanisasi. Untuk yang ecek-ecek ya saya cuwekinlah. Saya fokus pada pekerjaan besar, dengan ketenangan yang paripurna dalam kesetiaan penuh kepada Gusti.

Kini, pertanyaannya untuk Anda? Apakah Anda merasakan panggilan untuk menjadi bagian dari Sagrada Familia untuk mewujudkan Bumi Surgawi di era ini? Apakah dalam hening Anda bisa mengerti bahwa saya mengajak Anda untuk memenuhi tujuan teragung dari kelahiran kali ini?

Heninglah, renungkan semuanya. Jika sudah jelas ada panggilan di hati Anda, bergegaslah menjadi Ksatria Cahaya yang berhati murni.
Barcelona, 5-4-2022
Setyo Hajar Dewantoro

The Architect of Civilization, The Alchemist, The Game Changer

Leave a Reply