Seperti biasa, selalu ada kejutan dalam “spiritual journey” ke tanah Eropa. Saya dihantarkan ke tempat-tempat baru yang tak pernah terbayangkan sebelumnya saya bakal kunjungi. Kali ini, saya sampai juga ke Ljubljana, Ibu Kota Slovenia, negara ex-Yugoslavia yang berada di kawasan Pegunungan Alpen. Negeri indah ini menempati sisi berbeda dari Pegunungan Alpen, berbagi dengan Austria di sisi yang lain.
Tentu ada pelajaran berharga di tempat ini. Dan seperti biasa, selalu ada tantangan yang menguji kekuatan tekad. Kali ini, tantangannya adalah kemacetan di sepanjang perjalanan. Kami naik bus dari Munich ke Ljubljana, yang mestinya 5 jam jadi 8 jam. Tapi sungguh bersyukur tak ada kewajiban menutup hidung di bus yang kami tumpangi. Kami bebas dari rasa sesak yang tak perlu. Ya inilah anugrah luar biasa pada situasi saat ini. Anugrah yang wajar karena bagaimanapun, di Munich, kami benar-benar hening memberkati negeri Jerman, memberkati Kanselir Jerman Olaf Scholz. Selalu ada kejutan yang mengobarkan optimisme, bahwa dunia dan peradaban kita pasti selamat lewat jalan yang ajaib.
Di Ljubljana kami menginap di Hotel Grand Union, hotel bergaya klasik yang ada di kawasan kota tua. Tentu ada maksud tertentu kenapa digerakkan semesta ke hotel ini. Inilah momen bagi saya untuk kembali bertumbuh: untuk semakin menyatu dengan realitas Druid, The Golden Energy, Tao, The Pure Dark Energy, Ahura Mazda dan The Diamond Energy. Saya mengerti, setelah meditasi formal yang cukup panjang, peningkatan dalam banyak aspek terjadi: the power of healing, power of pure magic, power of evil termination, dan seterusnya.
Kami lalu berkunjung ke Danau Bled, yang bisa ditempuh dengan taksi sekitar 1 jam. Di sinilah, dalam meditasi di pinggir danau terhayati hal-hal yang bisa dipelajari dari Slovenia.
Slovenia termasuk negara Eropa yang pertama menyelesaikan drama perkopitan. Ini menunjukkan independensi dan relatif warasnya pemerintahan di negeri ini untuk tidak berkepanjangan menyusahkan rakyat, tidak menghancurkan kehidupan sosial dan ekonomi warganya. Memang agak sedih kalau mengenang negeri tercinta soal ini – sekalipun rasa sedih langsung ditepis: Semangat, Indonesia pasti selamat! Fajar pasti menyingsing,
Selanjutnya, Slovenia dengan Income Per Kapita 29.000 dollar (setengahnya Denmark), termasuk negara yang rakyatnya relatif bahagia dan bisa menikmati hidup. Sejauh saya mengerti lewat keheningan, tingkat keadilan sosial di negara ini relatif tinggi; berarti ketimpangan sosial rendaj dibandingkan negara seperti AS atau Indonesia. Bukan berarti tak ada orang miskin atau pengemis, itu tetap ada pada tingkat yang minimalis. Tingkat korupsi aparat pemerintahan di sini tipis-tipis, di layar monitor saya, muncul 0,3 dari 10. Masih kalah dibanding Swiss, tapi jauh di atas Yunani, AS, atau negara dimana saya dilahirkan.
Hal lain yang layak dipelajari, pemerintah dan rakyat Slovenia sangat memuliakan air, danau, sungai, dan tentu saja hutan beserta pepohonan. Di sini masih banyak hutan, banyak taman kota.
Di Danau Bled, kami hening, memberkati semuanya, merasakan kesatuan dengan air, tanah, gunung, hutan dan sepenuhnya.
Pesan semesta sangat tegas:
AIR ADALAH KUNCI KELESTARIAN BUMI DAN KESELAMATAN PERADABAN MANUSIA.