Skip to main content

Pada akhirnya, perjalanan dinas kosmik saya berlanjut ke Hong Kong.  Mengapa menggunakan kata pada akhirnya?  Karena prosesnya alot, beberapa kali muncul sinyal bahaya dan saya harus membatalkan kunjungan ini.  Saya benar-benar pasrah.  Saya tegaskan bahwa saya hanya mengikuti titah Gusti dari relung hati.  Jika harus ke Hong Kong ya saya jalani dengan setia dan sukacita.  Demikian juga jika harus ke tempat lain.  

Pada akhirnya, setelah hening mendalam, memang lampu hijau untuk ke Hong Kong muncul juga, sekitar 4 jam sebelum jadwal keberangkatan.  Tentu saja, harus ada beberapa “spiritual fight” yang harus dituntaskan terlebih dahulu.  Saya ingat-ingat, ini tampaknya adalah keberangkatan ke Hong Kong yang paling alot dan tidak mudah.

Pada akhirnya saya mendarat di Hong Kong sekitar pukul 18 waktu setempat.  Saya punya waktu yang cukup mepet untuk segera ke hotel dan bersiap untuk Webinar Science of Happiness.

Kali ini saya dapat tuntunan untuk menginap di Hotel Madera.  Mengapa?  Tentu selalu ada alasannya.   Setelah di Vietnam menghayati proses akselerasi peningkatan kapasitas dan kelayakan untuk menjadi The Majesty dan The Legend, kali ini di Hong Kong harus melanjutkan proses itu.  Semua Rancangan Agung harus terealisasi: semua lembaga yang menopang perjuangan bumi surgawi haruslah bertumbuh mencapai versi terbaiknya.

Kata kuncinya adalah BERTUMBUH.  Maka hotel tempat saya menginap bernama Madera, sebuah kata dalam bahasa Spanyol yang artinya KAYU.  Dalam filosofi 5 elemen dari Tiongkok, kayu adalah simbol dari pertumbuhan.  Maka, di Hong Kong inilah saya harus berproses agar bisa mengakselerasi pertumbuhan Sagrada Familia, The Holy Business Kingdom dan Pergerakan Kebangsaan yang memang menjadi wahana kita dalam berkarya.

Secara praktis tentu saya harus memikirkan dan merumuskan strategi pertumbuhan ini.  Ini tentu berkaitan dengan peningkatan kapasitas tim kerja, penataan sistem manajemen, pengembangan “produk dan program” yang diiringi branding dan “penetrasi pasar” yang lebih luas.  Ini juga berarti menyangkut pengembangan jejaring kerjasama/aliansi.   

Memacu pertumbuhan organisasi dan pergerakan, tentu harus bermula dari memapankan growth mindset.  Semua anggota tim harus melepas fix mindset, harus benar-benar siap berubah dan keluar dari zona nyaman.  Perubahan tak pernah mudah apalagi itu dilaksanakan secara akseleratif.  Proses seleksi alam agar tersaring orang-orang yang  tak cocok dengan kebutuhan perjuangan di fasenya yang baru, pasti terjadi makin ketat.  Anggota tim di semua lini yang kurang tulus dan kurang tangguh pasti tereliminasi.  Dan ini pasti terimbangi dengan kemunculan orang-orang baru yang lebih sesuai dengan Rancangan Agung.  Dalam hal ini, siapapun yang masih mau berada dalam barisan perjuangan tidak boleh melekat pada siapapun dan apapun, harus siap tandang ke gelanggang meski seorang diri.

Kemudian, saya merenungkan tidak sekadar kayu yang menjadi simbol pertumbuhan.  Saya juga merenungkan pohon yang besar.  Pohon yang besar harus punya akar yang kuat agar tak tumbang oleh angin (simbol dari tantangan kehidupan).  Akar yang kuat itu juga sangat penting karena melaluinya nutrisi dan air yang dibutuhkan sang pohon untuk bertumbuh membesar, bisa diserap dari tanah.  Dalam konteks perjuangan, maka suatu perjuangan suci memang harus ditopang oleh lembaga-lembaga yang solid, hingga tiba waktunya ia memberi buah manis yang sesuai dengan visi agungnya.  Termasuk harus ada lembaga bisnis yang memasok segala kebutuhan logistik, juga harus ada “sekolah” yang memasok manusia bermental ksatria/pejuang/patriot.

Inilah yang saya renungkan: Persaudaraan Matahari harus kuat, Pusaka Indonesia harus kuat, demikian pula lembaga-lembaga bisnis yang kita miliki.

Mari kita lakukan yang terbaik agar kita bertumbuh hingga merealisasikan versi terbaik, dan sukses mencapai visi teragung yang selalu kita bahas dengan penuh kesungguhan.

 

Setyo Hajar Dewantoro

Ketua Umum Pusaka Indonesia

Kepemimpinan

Politikus Pancasilais

Setyo Hajar DewantoroSetyo Hajar Dewantoro24 Januari 2025
Arus Baru

Dunia Multipolar

Eko NugrohoEko Nugroho29 Januari 2025

Leave a Reply