Skip to main content

Perjalanan naik kereta api dari Monaco ke Zurich, ternya memberi banyak pelajaran dan jadi momen penggenapan. Kami harus berhenti dulu di Milan untuk pindah kereta. Dan di sinilah kami ketinggalan kereta he he. Padahal ya kami sudah berlari-lari, sampai ke line yang dituju, keretanya masih ada tapi pintu sudah tak mau dibuka. Kereta itupun meninggalkan kami dengan manis.

Tapi tentu saja kami sudah terlatih untuk tidak kecewa dengan apapun. Lagi pula kami selalu beruntung. Pertama, masih ada kereta dari Milan ke Zurich 1 jam lagi jadi tinggal beli tiket lagi. Kedua, memamg nyatanya Milan harus disinggahi, dirasakan airnya, dipijak tanahnya, hening cipta di situ. Cukuplah 1 jam untuk melakukan itu. Milan memang sempat masuk daftar kota yang memanggil. Nyatanya memamg harus dengan sedikit insiden kami bisa penuh rencana semesta.
Di Stasiun Milan saya berhening cipta. Dalam keterhubungan dengan Diri Sejati, rasa sejati terdayagunakan untuk menyingkap pengetahuan tentang masa silam yang terlupakan. Di Milan, ada kekuatan kuna yang selama ini tertutupi. Ada prinsip agung yang sekian lama salah dimengerti.
Pertama-tama tersingkap realitas energi yang harus diaktivasi dan diakses kembali.
Apr 9 2022 | 23.01 WIB
GUARDIAN OF MILAN
“That’s right. Concentric.
The energy emerges and spreads from the centre like waves, fiery energy of pure passion and determination.
Awakening humanity’s purest consciousness needs a huge amount of force. It has to be powerful enough to lift the long-preserved beliefs of good and bad. Milan holds a reserve of immense power, but it is in a deep sleep for far too long.
Break the wall of illusion, set the power free.”
Di Milan, energi pelebur ilusi dan energi kesuburan harus hidup kembali dan menyebar ke seluruh dunia. Dua kategori energi merupakan solusi atas dua masalah yang banyak terjadi di banyak belahan dunia: manusia yang terjerat ilusi, dan tanah yang sakit hingga berpotensi jadi padang pasir.
Di Italia, soal tanah dan air, sesungguhnya memang jadi issue penting. Sepanjang naik kereta melewati beberapa kota di Italia: Genova, Milan dan kota-kota kecil di sekitarnya, saya bisa rasakan vibrasi tanah yang kering, sedih, jauh dari kesuburan. Tanahnya beda sekali dengan tanah di Swiss padahal berdekatan dan sama-sama di Eropa. Di sisi lain, di Italia ada pula pusat kekuasaan politik ekonomi dunia yang berlabel agama. Dan di Italia, seperti halnya di Spanyol dan Portugal, belum sepenuhnya bebas dari pembatasan kehidupan atas nama virus yang luar biasa populer karena promosi yang mendunia. Dalam hal ini Italia, Spanyol dan Portugal kalah progressif ketimbang Swiss atau Perancis.
Lebih jauh, di Milan ini tersingkap realitas kerajaan surgawi yang lebih kuna ketimbang apa yamg ada di Barcelona.
09/04/22 23:41
THE GREAT OSBEORN
“Jejak fisik tidak akan ditemukan.
Peradaban besar itu selalu bersinar dan meninggalkan jejak keagungannya yang abadi hanya dalam bentuk data semesta. Hanya yang mampu dan berjatah lah yang dapat menembus batasan ruang dan waktu sehingga menemukan berbagai realitas dalam data semesta.
Cukup lama aku membangun masa itu. Beserta segenap penghuni dataran terluas dan subur di planet ini. Secara geografis tentunya sangat berbeda dimana poros bumipun belum mengalami pergeseran yang signifikan.
Mediolanum memang menggambarkan pusat bagi kejayaan era keemasan itu. Letaknya tepat di tengah, layaknya pusat pemancar yang melingkupi seluruh wilayah kekuasaanku.
Tidak banyak yang dapat tergambarkan namun kekuatannya dapat dirasakan dan ditemukan kembali sebagai salah satu penunjang kehidupan di planet ini. Kekuatan peradaban besar seperti masa itu dibutuhkan bagi terciptanya kembali dataran yang mampu menopang kehidupan umat manusia.”
Catatan: Osborne / Osbourne/ Osbeorn = Soldier of God, God’s warrior.
Tentara Tuhan
Frase Tentara Tuhan terlalu banyak dipergunakan dengan cara yang tidak tepat. Imaji yang pasti muncul berkaitan dengannya pastilah sekelompok orang yang keras berpegang teguh pada kepercayaan yang ilusif, siap mati untuk membela Tuhan yang tak pernah dimengerti secara otentik, dianggap sebagai sosok yang senang jika dibela. Mereka yang menyatakan diri sebagai Tentara Tuhan pada umumnya jauh dari kesadaran kemanusiaan yang universal, karena mereka hendak memenangkan sebuah label dan simbol yang dianggap sebagai kebenaran tunggal.
Padahal, di masa kuna, Tentara Tuhan, atau Osborne, justru merujuk kepada jiwa-jiwa tercerahkan dengan hati yang murni, hidup dalam kasih dan kesadaran murni sebagai buah keheningan. Seseorang menjadi Tentara Tuhan karena berkomitmen memelihara Bumi Surgawi, memelihara tanah, air, gunung, hutan, sungai, danau, lautan agar selalu indah dan harmoni. Mereka tak akan menghancurkan Bumi yang indah sebagai surga yang nyata demi surga yang imajiner.
Tentara Tuhan yang sejati tidak pernah berkehendak menghancurkan keragaman simbol, budaya, jalan dan tradisi spiritual yang ada di dunia. Mereka mengajak setiap orang kembali kepada esensi, bertemu pada titik persamaan berupa ketuhanan yang universal dan dialami secara otentik.
Rumusan Tentara Tuhan atau Osborne ini menggenapi rumusan Sagrada Familia. Setiap anggota Sagrada Familia sesungguhnya adalah Tentara Tuhan yang sejati, yang selalu hidup dalam damai dan bahagia, yang selalu konsistan berkarya dalam kreativitas yang agung, serta selalu berjuang memberdayakan mereka yang lemah.
Sejatinya, seluruh anggota Persaudaraan Matahari, Perkumpulan Pusaka Indonesia dan punggawa seluruh lembaga yang terafiliasi, pada dasarnya adalah para Tentara Tuhan. Kita adalah Tentara Tuhan yang selalu tersenyum bahagia karena menyadari hidup yang indah, agung, dan penuh anugerah.
Temuan di Milan ini menjadi puzzle yang menggenapi apa yang sudah didapat sebelumnya. Tapi ternyata ini belum selesai; saya dikondisikan oleh semesta untuk menginap di Munich satu malam, dan ini mengubah rencana kepulangan ke Jakarta. Pasti ada sesuatu yang asyik, berkenaan dengan Bavaria Kingdom dan The Warrior of Bavaria.
Memungkasi tulisan ini, saat kami sampai di Zurich, kami menyaksikan suasana penuh sukacita, di stasiun kereta, di jalanan, hotel, kafe-kafe, karena mereka telah bisa hidup sebagai manusia seutuhnya, tanpa pembatasan akibat si kopit dalam segala bentuknya.
Uraaaa!!!!!
Munich, 10 April 2022
Setyo Hajar Dewantoro

The Architect of Civilization, The Alchemist, The Game Changer

Leave a Reply