Hari ini saya digerakkan untuk berkunjung ke Alfama, kota tua di Lisabon. Tentu bukan sekadar untuk piknik, tapi untuk mengerjakan tugas semesta tertentu. Dengan taksi saya sampai ke tujuan, sekitar 15 menit dari hotel tempat saya menginap. Supir taksi menurunkan saya di katedral kuna, dan dari situ saya berjalam kaki menelusuri jalanan berbatu, mengikuti rasa hati. Dan tibalah di satu spot di pinggir sungai, dimana ada pengamen yang bernyanyi indah. Saya nikmati penampilannya, betul-betul menghayati kehidupan yang menghamparkan banyak keindahan.
Alfama adalah sisi yang berbeda dari Lisabon. Ini kawasan turis. Orang-orang dari berbagai negara Eropa datang ke sini. Mereka bersikap lebih asyik dan merdeka, menikmati segarnya udara tanpa menutup hidung. Wajah ganteng dan cantik mereka jadi bisa disaksikan. Secara fisik, Alfama ini mirip bagian dari kota lama di Roma. Suasanya asyik, romantik. Saya menyaksikan senyum dimana-mana.
Lalu, saya menemukan tempat untuk benar-benar hening: satu warung kopi yang tempat duduknya outdoor, dilimpahi sinar matahari yang hangat, dan saya bisa menyaksikan sungai yang lebar seperti laut. Hening di sini membawa saya pada penuntasan tugas kosmik. Seperti yang saya bilang, missi saya adalah mengaktivasi kembali mandala kuna yang terkait energi peleburan murni. Mandala utamanya ada di Alfama Lisabon, plus sepuluh kota lain di berbagai belahan dunia. Ada 11 mandala energi peleburan murni yang berhasil diaktivasi kembali. Seiring dengan itu, gerak peleburan terhadap segala ketidakselarasan mulai terjadi.
Dalam hening kali ini, saya terhubung dengan realitas non fisik yang saya identifikasi sebagai Great Guardian of Alfama. Ini contoh saling terhubung interdimensi menggunakan rasa sejati. Kita tak melihat, mendengar atau menyentuh dengan panca indera. Tapi kita terhubung dan berkomunikasi dengan rasa sejati. Saya lalu meminta Mbak Ika Direktur Persaudaraan Matahari untuk mengenapi wawasan yang bisa saya tangkap. Demikianlah hasil wawancara interdimensinya:
Apr 2 2022 | 17.26 WIB
GUARDIAN OF ALFAMA
This is an old land, older than what you might imagine.
The soil, the stone speak magic to those who understand it.
Old stones meet the edges of water, shaping each other in different ways, for different purposes. Water shapes the stones, the stones make way for the water to pass through.
That’s also how the history and knowledge work together, shaping each other.
You need to learn how to direct both forces in harmony, so The Legacy can be passed on successfully.
Usai prosesi ini, saya tergerak untuk keliling kota tua Alfama. Mendadak di depan saya muncul tuk tuk spesial dengan tampilan klasik. Sopirnya menyapa hangat, dan dia sepakat mengantar saya berkeliling minimal 1 jam dengan biaya 80 Euro. Naiklah saya ke mobilnya dan berkeliling ke spot-spot yang asyik dari Alfama.
Sopir tuk tuk ini bernama Carlos Bonito, 53 tahun di 17 April ini. Kami diskusi asyik dalam bahasa Inggris. Ada kata-kata yang lucu darinya: “Mind just the tool for the soul”; ” The most important thing in life is life it self, not money or other thing.” Orang ini memang antik, wawasannya luas, pernah jadi pebisnis besar tapi hidupnyq berubah saat kakaknya mendadak buta. Uang miliknya dan keluarga besarnya habis perlahan.
Saat kebijakan lockdown diberlakukan di Eropa, dia kehilangan pekerjaan dan tempat tinggal. Dia jadi homeless people, hidup di jalanan dan makan dari pemberian atau darimanapun dia temukan.
Dia bilang, “But I am still alive. Covid can not reach homeless people.” Dan satu hal yang lucu, dia cerita bahwa dia bisa tersenyum setiap hari saat menjadi gelandangan tanpa rumah. Rahasianya: Just enjoy the moment of now, not think about future or past time ”
Sepanjang perjalanan kami tertawa bersama. Ia sering menyapa orang di banyak tempat: “Hi people!” Dan orang-orang tersenyum lebar.
Di tuk tuk ini selama 1 1/2 jam, suasana terasa surgawi. Saya saksikan senyum bahagia di mana-mana. Orang-orang bersukacita di tengah limpahan sinar matahari.Biarlah ini menjadi pertanda, Bumi Surgawi benar-benar terjadi.
Saya selesaikan tulisan ini sambil duduk ngedeprok di depan satu bangunan tua. Asyik benar hidup apa adanya, otentik.
Alfama, Old Town of Lisbon, 2/4/2022