Terpilihnya Bobby Kennedy Jr. (RFK Jr.) sebagai menteri kesehatan Amerika Serikat (AS) atau HHS=Health and Human Services adalah sebuah reformasi kesehatan di AS dan bencana bagi perusahaan-perusahaan farmasi besar atau big pharma. RFK Jr. bertekad untuk membuat rakyat AS sehat kembali (MAHA). Penunjukkan RFK Jr. di Senat sempat diwarnai drama karena sebagian anggota Senat AS, terutama dari Partai Demokrat yang didukung oleh perusahaan farmasi besar menolaknya. Untungnya Partai Republik yang mendominasi Senat berhasil mendapat suara mayoritas dan Bobby bisa menjadi Menteri Kesehatan AS.
Sebelum ditunjuk sebagai Menteri Kesehatan AS, Bobby merupakan penentang Vaksin Covid-19, ia penulis buku “The Wuhan Cover-Up” dan “The Real Anthony Fauci.”. Bobby juga menentang kebijakan mewajibkan pemberian vaksin (tidak hanya Covid-19) kepada anak-anak yang diduga menjadi sumber terjadinya autisme, ADHD, terlambat bicara, kesulitan tidur, dan penyakit lain pada anak-anak. Menurutnya, kasus autisme di AS naik dari 1 per 10,000 anak menjadi 1 per 34 setelah kewajiban pemberian vaksin ini. Di AS, setiap anak harus menerima 72 suntikan vaksin dari 16 jenis vaksin.
Beberapa hal yang telah dilakukan Bobby Kennedy Jr. dalam mewujudkan MAHA:
Memberi masukan kepada Presiden Trump untuk membatalkan kewajiban pemberian 72 suntikan vaksin kepada anak-anak. Menurut RFK Jr., vaksin-vaksin yang diberikan ke anak-anak ini tidak pernah secara ilmiah dilakukan test yang benar: “Tak satupun dari produk vaksin tersebut telah diuji keamanannya dalam studi pra-lisensi terhadap plasebo, yang berarti kami tidak memahami profil risiko untuk produk tersebut”
RFK Jr. melarang iklan vaksin flu. Selama ini setiap perubahan musim, perusahaan farmasi mengiklankan pentingnya vaksin flu yang aman, efektif dan mengurangi keparahan kalau jadi kena flu. Faktanya ternyata menyeramkan:
- 50% kasus berat dan meninggal karena flu adalah yang mendapat vaksin flu (2017-2018). Malah di tahun 2016-2017, 70% dewasa dan 65% anak-anak mengalami sakit flu berat atau meninggal karena flu setelah mendapat suntikan vaksin flu
- Penelitian menyatakan bahwa mereka yang mendapatkan vaksin flu secara berturut-turut akan rentan terhadap penyakit infeksi lainnya.
- Jurnal medis AS (JAMA) di tahun 2012 menyebutkan bahwa anak-anak yang mendapat vaksin flu akan memiliki 4X kemungkinan mendapat penyakit pernafasan lainnya.
Kebijakan RFK Jr. diatas mengungkapkan kolusi antara Kementerian Kesehatan dan perusahan farmasi pembuat vaksin flu. Kementerian Kesehatan yang seharusnya melindungi warganya, malah membiarkan perusahaan vaksin meracuni rakyat AS dan menutup informasi pentingnya alternatif lain untuk sehat yaitu meningkatkan imunitas. Sebagai contoh, informasi bahwa vitamin D, yang didapat dari paparan sinar matahari dapat mengurangi infeksi pernafasan malah disembunyikan.
RFK Jr. memulai Studi Keamanan Vaksin yang Komprehensif dan telah mengarahkan CDC (Centers for Disease Control and Prevention) untuk melakukan studi skala besar yang meneliti kemungkinan hubungan antara vaksin dan autisme.
RFK Jr. mengadakan pertemuan tertutup dengan para eksekutif industri makanan besar di AS dan mendesak mereka untuk menghilangkan bahan tambahan berbahaya dan pewarna buatan dari produk mereka.
RFK Jr. mengarahkan FDA yang merupakan lembaga seperti BPOM di AS untuk menutup celah hukum yang memperbolehkan penggunaan bahan kimia yang tidak diatur dalam makanan olahan. Dengan tujuan untuk menyelaraskan peraturan makanan AS dengan standar keamanan yang lebih tinggi.
RFK Jr. menginstruksikan FDA untuk merevisi aturan ‘Generally Recognized as Safe’ (GRAS). Aturan ini saat ini mengizinkan perusahaan untuk menegaskan sendiri keamanan bahan makanan baru tanpa pengawasan FDA. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi. Aturan ini memastikan bahwa semua bahan tambahan makanan menjalani evaluasi keamanan yang tepat sebelum memasuki pasar.
Apa yang dilakukan RFK Jr. dalam 100 hari pemerintahan Presiden Trump adalah perubahan yang revolusioner. Sepertinya, belum ada Menteri Kesehatan AS yang seberani RFK Jr.
Eko Nugroho
Wakil Ketua Umum Pusaka Indonesia
20 Mei 2025