Skip to main content

Melihat dinamika beberapa hari lalu tentang UU yang hampir gagal disahkan di Kongress AS, memperlihatkan bahwa mainstream media (media besar) mulai bukan lagi menjadi satu-satunya sumber berita di AS.

Kesadaran untuk mencari berita lain yang independen untuk melihat sisi lain dari berita mainstream media mulai meningkat dengan drastis.

Sudah beberapa tahun ini, senate AS melakukan persetujuan UU di akhir tahun untuk memastikan dana untuk tahun depan disetujui sehingga pemerintah tidak “shut down” atau tutup karena anggaran belum disetujui kongres.

UU ini disebut sebagai CR (Continuing Resolution) atau resolusi melanjutkan kebijakan yang ada. Kali ini UU yang akan disahkan berisi lebih dari 1.500 hal yang harus dibaca oleh anggota Kongres dalam beberapa hari dan kemudian melakukan pemilihan untuk setuju atau tidak setuju.

Elon Musk dan Vivek Ramaswamy (politisi dan pengusaha AS) mengunggah kejanggalan UU setebal 1.500 lembar ini di platform “X” (ex Twitter) dan mengungkap UU ini berisi tidak hanya anggaran agar pemerintah tidak tutup (CR) tapi sebagai “omnibus law” atau berisi banyak UU tambahan lainnya yang diselipkan untuk bisa disahkan bersamaan.

Dan ternyata, didalam “omnibus law” ini termasuk hal-hal yang tidak pernah diketahui oleh publik AS seperti:

• Anggaran kenaikan gaji anggota kongres dan senat dan menjadikan mereka berhak atas benefit kesehatan karyawan pemerintah federal.

• Anggaran persiapan dan respon atas pandemi.

• Anggaran upaya agar pemerintah menggalakkan sensor atas “disinformasi”

• 17 UU komersial yang tidak berhubungan dengan CR dan lainnya atas unggahan Elon dan Vivek, rakyat AS menjadi sadar akan kejanggalan ini. Mereka mulai menelepon representasi mereka (anggota senat dan kongres) untuk membatalkan pengesahan UU ini.

Media mainstream dalam hal ini seperti tidak berdaya dengan fakta-fakta yang diungkap di media “X”. Mereka membesar-besarkan bahwa Elon terlalu ikut campur dalam politik dan sebagian menyebut Presiden Elon untuk merendahkan Trump.

Trump sendiri posisinya mendukung Elon dan Vivek dan menolak UU setebal 1.500 halaman.Upaya Elon dan Vivek ini akhirnya berhasil, UU 1.500 halaman diubah menjadi hanya 118 halaman dan disetujui oleh kongres AS sebelum liburan natal.

Pemerintah AS jadi bisa berjalan normal dan UU lain tidak buru-buru disahkan tahun ini.

Dinamika diatas menunjukkan bahwa platform independen seperti “X” telah berhasil mengalahkan mainstream media.

Rakyat AS tidak lagi bergantung pada “propaganda” maintream media tapi lebih bergantung pada X yang memuat berbagai pendapat, dan kemudian pembaca bisa memlih pendapat dari informasi yang disajikan secara langkap. Sebelumnya opsi ini tidak ada.

Maintream media hanya menampilkan apa yang menjadi agenda penguasa. Suara yang berlawanan tidak diberi kesempatan.

Prof Jeffry Sach pernah bercerita bahwa wawancara dirinya dengan NBC secara live tiba-tiba dipotong karena menyuarakan bahwa pelaku peledakan pipa norstream 2 adalah AS.

Sampai saat ini Prof Jeffry Sach jarang mendapat interview dari mainstream media atau tulisannya sudah lama ditolak dimuat di WSJ (Wall Street Journal).

Tapi sekarang suaranya sangat didengar karena diposting di X dan di repost oleh Elon Musk. Carlson Tucker khusus mewawancarai Prof Jeffry Sach yang kemudian ditonton jutaan penonton di X.Yuk, kita jadi pembaca berita yang cerdas. Sudahkan anda bergabung di “X”?

Kebangsaan

Jadilah Jiwa Garuda

Setyo Hajar DewantoroSetyo Hajar Dewantoro27 Juli 2024
TOUR EROPA GURU SHD 2022

Catatan Dari Luzern

Setyo Hajar DewantoroSetyo Hajar Dewantoro24 Januari 2025

Leave a Reply