Skip to main content

Tanggal 16 Januari 2025, presiden terpilih Donald J. trump mengumumkan terjadinya kesepakatan pembebasan sandera antara Israel dan Hamas. Hamas setuju membebaskan 33 sandera termasuk anak-anak, wanita dan orang tua. Israel, disisi lain setuju membebaskan tahanan Palestina dipenjara Israel.

Presiden Biden kemudian mengadakan konferensi pers dan memuji dirinya sendiri bahwa pembebasan sandera ini karena upaya pemerintahannya yang sudah dimulai sejak lama. Tapi yang lucu, anak buahnya malah memuji Trump karena tim dari Trump lah yang berperan penting dalam pencapaian kesepakatan.

Kalau di nalar, presiden Biden selama ini kemana saja ya? Sementara, Trump yang baru saja terpilih bulan November, bisa bernegosiasi dengan Netanyahu dan Palestina dalam waktu yang singkat. Apa memang Biden nggak serius mengupayakan perdamaian karena perang lebih menguntungkan secara finansial? Kita tahu, siapa berada dibelakang industri Pertahanan AS, seperti Lockheed Martin, RTX Corporation, Northrop Grumman, Boeing, General Dynamics. Dimana, dimiliki oleh perusahaan itu-tu saja seperti State Street Corporation, Vanguard group, BlackRock, dll. 

Pada tanggal 9 Januari, 2025. Donald J. Trump memposting statement Prof. Jeffrey Sach yang menyatakan bahwa dibalik kekacauan di Timur Tengah disebabkan oleh Netanyahu. Perang Irak, Suriah dan nanti ke Iran sumbernya karena AS diatur oleh Netanyahu. Prof Sach sampai mengatakan: Netanyahu adalah “deep dark SOB.” 

Pernyataan Prof Sach tentang perang Rusia dan Ukraina sempat diposting oleh Elon Musk dan langsung ditonton jutaan penonton. Selama ini rakyat AS (mirip dengan Eropa saat ini), tidak mendapat informasi yang benar karena mainstream media menutupi kebenaran dan memberikan narasi-narasi berbeda: Saddam Hussein jahat (karena mempunyai “weapon of mass destruction” yang kemudian tidak terbukti) atau narasi sebelumnya tentang Khadafi yang memerintah secara diktator sehingga harus digulingkan.

Postingan Trump tentang pernyataan Prof Sach ini secara langsung menampar Netanyahu secara telak. Sesuatu yang tidak pernah dilakukan pemerintahan Joe Biden pastinya. Netanyahu sendiri sempat kecewa ketika Donald Trump memposting pendapat Prof. Sach. Kemudian membatalkan secara resmi untuk hadir di pelantikan Presiden AS tanggal 20 Januari 2025. Kita lihat, apakah setelah kesepakatan sandera ini, Netanyahu berubah pikiran?

Netanyahu juga secara spesifik berterima kasih ke Donald J Trump atas perannya dalam negosiasi sandera. Tidak ada yang pasti bila berhubungan dengan Israel dan Palestina. Baru saja disepakati pertukaran sandera dan gencatan senjata (memang rencana berlakunya baru Minggu, 19 Jan 2025), Israel beberapa jam kemudian menyerang Gaza dan membunuh 70 orang. 

Pertanyaan berikutnya, kalau sandera sudah selesai ditukar, apakah ada alasan Israel untuk memperluas wilayahnya ke Suriah, setelah meluluh lantakkan Palestina? Narasi apa lagi yang akan diciptakan untuk melegitimasi expansi Israel? Bagaimanapun juga Israel bergantung pada AS dalam memberikan perlengkapan militer. Apakah Trump mau membantu Israel ke depan? 

Mari kita belajar bersama-sama dari apa yang terjadi di Timur Tengah.

Eko Nugroho

Wakil Ketua Umum Pusaka Indonesia

Kebangsaan

Menuju Bangsa Yang Merdeka Dan Berdaulat

Setyo Hajar DewantoroSetyo Hajar Dewantoro24 Januari 2025
Seni Hidup

Sudah Berspiritual Kok Ngurusin Negara

Setyo Hajar DewantoroSetyo Hajar Dewantoro24 Januari 2025
Kepemimpinan

Politikus Pancasilais

Setyo Hajar DewantoroSetyo Hajar Dewantoro24 Januari 2025

Leave a Reply