Skip to main content
Perjalanan SHD

Setelah mengisi acara Webinar “The Science of Death, The Mystic of Life”, saya mengikuti tuntunan semesta untuk berjalan-jalan sendiri, ke sebuah tempat dimana saya bisa berefleksi menyongsong usia ke-48. Dari Tivoli Sintra Hotel Portugal tempat saya menginap, saya berjalan beberapa lama hingga akhirnya melangkahkan kaki masuk ke Parque de Liberdado, dari pintu gerbang yang terjauh.

Ada 3 sessi hening cipta yang saya jalani. Semuanya dilaksanakan dengan duduk diam di bawah naungan pohon yang besar.

Di dalam hening, menjadi sangat jelas, rancangan agung atau versi terbaik dari diri saya adalah menjadi “The Man of Freedom, The Man of Liberation”. Missi kelahiran saya adalah menjadi teladan dari jiwa yang merdeka, dan berjuang sepenuh hati membebaskan umat manusia dari segala bentuk pengkerdilan dan struktur yang menindas Sebagian missi kelahiran saya sudah dicapai. Saya benar-benar menjadi manusia merdeka, atas dasar kemurnian jiwa. Dalam keadaan hati yang murni, saya menghayati kemerdekaan yang paripurna. Saya hanya bergerak mengikuti titah Tuhan. Saya hidup dalam kebebasan penuh untuk berbuat apa saja, batasannya hanya tuntunan agung dari relung hati. Tiada norma yang membatasi diri saya, tiada juga adat, tradisi, maupun agama. Saya laksana garuda/elang perkasa yang bebas terbang kemanapun; batasnya hanya kuasa langit itu sendiri.

Tapi missi yang kedua barulah di tahap permulaan. Bumi kita, kemanusiaan kita, masih ada dalam penjajahan oleh sekelompok manusia yang serakah. Di negara kita sendiri masih ada aturan yang menghalangi hak yang paling asasi: bernafas bebas. Di berbagai kawasan masih ada kemiskinan struktural. Lalu milyaran manusia masih hidup dalam jeratan ilusi. Semuanya membutuhkan perjuangan agar kemerdekaan bagi seluruh bangsa menjadi nyata.

Di Parque da Liberdado, saya menyatu dengan energi pembebasan semesta. Inilah hadiah istimewa buat saya menyongsong usia yang baru. Inilah bekal energi untuk menjalankan missi kehidupan. Saya akan hidup dengan tubuh fisik ini, setidaknya sampai tegak The Holy Kingdom di Bumi.

Terima kasih untuk semua pihak yang telah setia berjalan bersama saya hingga detik ini, untuk melukis karya agung di kanvas kehidupan

Setyo Hajar Dewantoro

The Architect of Civilization, The Alchemist, The Game Changer

Leave a Reply