CPAC (Conservative Political Action Conference) adalah Konferensi Aksi Politik Konservatif yang di Uni Eropa (UE) baru saja digelar di Budapest Hungaria 29-30 Mei 2025. Konferensi ini adalah konferensi tahunan UE yang tahun ini memasuki tahun ke 4 (dimulai tahun 2022). Di Uni Eropa, CPAC diselenggarakan di Hungaria di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Viktor Orban.
CPAC sendiri awalnya digelar tahun 1974 di Amerika Serikat (AS), sebagai ajang partai Republik dalam menyuarakan visinya. Di AS, pembicara di forum CPAC tidak harus berasal dari AS tapi siapa saja yang mempunyai nilai “konservatif”. Nilai konservatif secara umum patuh pada tradisi agama (Kristen-Yahudi), moralitas, melarang aborsi dan menolak lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Juga cenderung memihak kepada ekonomi liberal dan pro-kapitalis. Konservatif juga menolak imigran besar-besaran masuk ke suatu negara. Secara umum, nilai-nilai ini yang dianut oleh Partai Republik di AS. Lawan dari konservatif adalah “liberal” yang identik dengan Partai Demokrat di AS. Nilai-nilai konservatif ini juga dianut oleh beberapa pemimpin di UE dengan motornya yaitu Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban.
PM Orban menginisiasi CPAC untuk mengumpulkan pemimpin UE, dan juga dunia, dan bersatu menentang kepemimpinan UE yang sangat liberal. Presiden Trump adalah pembicara tetap sejak tahun 2023 (melalui video) dan PM Orban sendiri diundang di CPAC AS tahun 2022. Hubungan keduanya sangat dekat dan saling memberikan dukungan. PM Orban sempat meramal bahwa Trump akan jadi Presiden AS dan terbukti, yang kemudian banyak merubah kebijakan AS dan mulai menyebar ke dunia seperti contohnya: anti imigran, anti LGBT, anti misinformasi dan disinformasi.
Dalam CPAC 2025, Orban memperkenalkan tamu-tamunya dari dalam dan luar negeri. PM Orban menyebut mereka adalah para patriot yang merupakan tema CPAC 2025 (The Ages of Patriots) atau Jaman Patriot. Mengenal tamu-tamu PM Orban di CPAC ini seperti melihat peta perlawanan masing-masing negara dalam upayanya melawan UE (Brussel).
Orban menyebut beberapa tokoh utama dalam pidato pembukaan, seperti Irakli Kobakhidze Perdana Menteri Georgia, yang baru saja memenangkan Pemilu melawan “liberal globalist” yang didukung EU dan AS (pemerintahan Joe Biden), Hristijan Mickoski, PM Macedonia Utara, yang menurut Orban: terpilih di tengah support UE atas lawan politiknya dan menyebut PM Mickoski sebagai penjaga imigrasi di garis selatan Eropa. Orban juga menyebut Robert Fico, PM Slovakia yang menurut Orban yang paling tangguh di antara mereka karena pernah ditembak dengan 5 peluru (oleh pendukung liberal) dan selamat. – Andrej Babiš, mantan PM Republik Czech yang juga calon kuat untuk menjadi PM selanjutnya.
Disebut juga Santiago Abascal, pimpinan partai Vox Spanyol, yang dikomentari Orban seharusnya bisa menjadi pemimpin Spanyol kalau tidak dijegal oleh Liberalis Spanyol yang represif, Mateusz Morawiecki, mantan PM Polandia baru saja terpilih menjadi Presiden Partai ECR (salah satu partai di parlement UE), menggantikan Giorgia Meloni, Perdana Menteri Italia. “Kalau ingin bertanya bagaimana pengalaman berperang melawan “demokrasi liberal” yang didukung UE di Polandia, tanyakan ke Mateu, ” kata Orban, Alice Weidel, pemimpin partai AfD Jerman yang “lebih mencintai negaranya dibanding kepentingan UE”, dan Herbert Kickl, Presiden Partai FPO Austria. Herbert memenangkan pemilu tapi gagal menjadi kanselir Austria. Disebut juga Geert Wilder, tokoh Belanda yang anti Islam dan disebut Orban, orang paling “berani” di Eropa, serta beberapa pembicara lain seperti Liz Truss mantan PM UK, dan Tony Abbott mantan PM Australia.
Pidato Viktor Orban sangat pro-Trump dan menyerang UE (Brussel). Orban memuji 100 hari pemerintah Presiden Trump yang telah mengeluarkan kebijakan yang pro konservatif, seperti memulangkan imigran ke negaranya, melarang gerakan “woke” (LGBT) di angkatan bersenjata, membongkar kedok liberal global dan menyetop pendanaan politikus luar negeri. “Network Soros saat ini berdiri telanjang di depan kita. Sebuah pemandangan yang buruk”, katanya. Pernyataan ini menyiratkan peran Soros dan elit global semakin terlihat jelas menjerumuskan umat manusia. Setelah gagal di Washington, elit global semakin mencengkeram pengaruhnya di Eropa.
Orban menyebut saat ini Hungaria sedang menyusun RUU yang akan melarang politikus Hungaria menerima dana dari luar negeri. Langkah yang tepat untuk mencegah campur tangan Brussel (elit global) mengacau politik dalam negeri. Menurut Orban dengan terpilihnya Presiden Trump, AS telah menemukan impiannya kembali. “Bagaimana dengan Eropa? Kita punya impian juga. Impian kita adalah disaat kita bersatu maka tidak ada lagi perang dan hanya kemakmuran yang terjadi. Sayangnya impian ini telah direnggut oleh UE (Brussel),” kata Orban.
“Kita tidak lagi merasa aman berjalan di kota atau negara kita sendiri” ujar Orban. “Ini bukan integrasi tapi penggantian populasi”. Pernyataan ini mengacu pada banyaknya kasus kekerasan yang dilakukan oleh para imigran di Eropa.
“Hanya ada dua rencana untuk Eropa: rencana liberal dan rencana patriot” yang pertama mengacu pada UE dan yang kedua adalah paham konservatif. Rencana liberal adalah mematikan budaya Eropa dan menggantikannya dengan budaya baru. Liberal mematikan tradisi kita dengan menukarnya dengan “kemakmuran”. Faktanya, imigran yang datang ke Eropa menjadi tidak terkendali. Dan “kemakmuran” yang dijanjikan ternyata melalui ekonomi perang (Ukraina) yang tentunya tidak akan berkelanjutan (not-sustainable). Rencana liberal adalah membiarkan negara-negara Eropa jatuh dalam lingkaran hutang perang dan yang terjadi adalah “kepatuhan” pada penguasa dan bukan “kebebasan”. Negara yang berhutang akan nurut dengan pemberi hutangnya. Ini yang diinginkan Brussel sehingga perlu terus mengobarkan perang Ukraina melawan Rusia.
Orban menawarkan 4 rencana patriotnya:
- Kami menginginkan perdamaian, bukan membawa perang ke benua Eropa dengan menjadikan Ukraina menjadi bagian dari Uni Eropa
- Kami menginginkan kedaulatan, bukan hutang bersama, tata kelola ekonomi terpusat bersama.
- Kami harus melindungi kebebasan kami: kebebasan berbicara, kebebasan pers, dan kebebasan politik.
- Kami ingin merebut kembali Eropa dari para migran. Kami menginginkan budaya Kristen, dan sekolah yang didasarkan pada kurikulum nasional-patriotik.
Pidato Orban ditutup dengan ajakan bersama: “Kita harus menghancurkan konspirasi Transatlantik Eropa dengan menutup keran uang liberal AS. Namun untuk itu kita harus memenangkan pemilu di dalam negeri. Mari kita Jadikan Eropa Hebat Lagi atau Make Europe Great Again (MEGA).”
Pintu perlawanan kepada Elite Global sudah dibuka oleh Trump. Keajaiban yang terjadi di AS menjadi contoh konkret bahwa kekuatan Elite Global yang mendukung paham liberal tidak hanya bisa dilawan tapi juga dikalahkan.
Selamat berjuang Viktor Orban dan Patriot-patriot Eropa.
Eko Nugroho
Wakil Ketua Umum Pusaka Indonesia