Memang akan ada orang-orang yang Rancangan Agungnya terlahir pada masa kini untuk menjadi lokomotif perubahan, baik tingkatan lokal, tingkatan nasional, maupun tingkatan global. Saat ini secara kalkulasi material, seperti Pusaka Indonesia GemahRipah (PIG) ini bisa dikatakan tidak layak hitung karena kekuatan kita sangat kecil. Tetapi, jangan lupa bahwa perkumpulan kita dibangun oleh sekelompok orang yang punya kesadaran murni, kasih murni, yang punya ketulusan di dalam mengabdi kepada bangsa ini. Ada kekuatan yang tanpa batas yang menyertai keberadaan kita. Pada saat yang sama, ketulusan kita mampu membuka kita, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk terkoneksi atau terhubung dengan kekuatan-kekuatan di belahan bumi lain dengan tujuan yang sama.
Secara global, sebetulnya tidak bisa dikatakan kekuatan yang destruktif ini kedudukannya jauh di atas atau terlalu perkasa. Secara faktual, di tingkatan global tetap bekerja kekuatan-kekuatan yang bisa melawan dan mengimbangi yang destruktif. Lalu, apa indikasinya?
Silakan Anda pelajari, bagaimana kondisi Amerika saat ini walaupun yang menang Joe Bidden yang sangat pro pada isu covid ini. Tetapi secara faktual, rakyat Amerika sudah jauh lebih merdeka dan melakukan perlawanan terhadap upaya-upaya pencengkeraman lewat isu covid ini. Dan, itu terus dilawan.
Kita saksikan juga, bagaimana kebangkitan kemanusiaan di berbagai negara Eropa, betul-betul, secara kolektif umat manusia berjuang untuk memerdekakan dirinya. Ini adalah pertarungan yang sangat kolosal. Walaupun kita tidak melakukan manuver-manuver yang cukup mengesankan seperti yang dilakukan di Eropa, secara faktual, negara kita ini tetap terselamatkan. Hingga saat ini, secara ekonomi, walaupun kita jelas mengalami sebuah kemunduran, tetapi tidak terlalu parah. Kita tidak sampai mengalami fase-fase kelaparan yang pernah terjadi pada tahun 1965. Jadi, walaupun ada kesulitan akibat dari kebijakan, saat ini mulai ada recorvery, geliat ekonomi mulai bangkit kembali. Rakyat juga mulai merdeka, tidak takut dengan segala isu yang ada. Ini menunjukan bahwa kasus di negara kita ini mempunyai perlawanannya dengan cara yang berbeda dengan yang dilakukan oleh teman-teman kita di Eropa dan Amerika. Tetapi, sebetulnya kita punya sebuah visi yang sama tentang kemerdekaan, kemanusiaan, dan seterusnya.
Intinya, Anda sadari bahwa saat ini ketika Anda betul-betul ada di dalam laku keheningan, segenap langkah Anda, segenap karya Anda itu selalu disertai oleh kekuatan Ilahi yang tanpa batas. Maka, jangan pernah meremehkan hal-hal kecil yang kita lakukan karena langkah-langkah kecil ini semacam pemicu/pemancing agar kekuatan Semesta yang tanpa batas itu bekerja untuk menyelamatkan kita. Kalau kita tidak melakukan apa-apa, kita akan tergilas oleh zaman. Tetapi, kalau kita melakukan hal terbaik yang kita bisa, maka sebetulnya kita sedang membuka gerbang kemenangan dan keselamatan. Bukan oleh kemampuan kita yang terbatas, tetapi karena kita kemudian bisa mengakses kekuatan yang tanpa batas. Jadi, Semesta ini punya matematikanya sendiri. Semesta dengan segala kekuatannya ini meresonansi niatan yang tulus paripurna.
Teman-teman semua, semangat Pancasila ini betul-betul harus Anda wujudkan dalam keseharian dengan melangkah di dalam ketulusan yang paripurna. Tidak ada toleransi untuk basa-basi, tidak ada toleransi untuk ketidaktulusan dan kepentingan egoistik yang dikemas dengan cara apa pun. Anda boleh saja melakukan hal yang paling sederhana, sesuai dengan kemampuan Anda. Tetapi, pastikan bahwa semua itu dilakukan dengan ketulusan yang paripurna. Anda melakukannya karena kasih bukan karena pamrih yang egoistik. Anda melakukannya karena tuntunan dari Diri Sejati/Roh Kudus untuk kemaslahatan, kebaikan kita semua. Ketulusan paripurna yang kita lakukan bersama akan menjadi sebuah kekuatan yang memang besar, menarik kekuatan lebih besar lagi untuk memenangkan perjuangan kita.
Jadi, mohon teman-teman dengan segala keterbatasan kita, jangan pernah kemudian menjadi kecil hati. Semenjak tahun 1965, kita kehilangan semangat Pancasila yang sejati. Tidak ada yang bisa membangkitkan semangat ini atau kekuatan dan kesaktian Pancasila ini, kecuali oleh orang-orang yang punya kesadaran murni. Mereka yang betul-betul bergelut di dalam spiritualitas yang murni, di mana mereka selalu tertuntun oleh Sang Roh Kudus yang bertakhta di relung hati.
Silakan sekarang Anda pertimbangkan dengan cermat. Mandat sejarah ini sedang jatuh ke tangan siapa? Tentu saja ke tangan kita semua yang konsisten hidup di jalan Pancasila.
Banyak sekali yang melabeli dirinya dengan label Pancasila. Tapi, sekarang hanyut oleh cengkraman dari kuasa ini, kuasa yang membuat kita kehilangan kemerdekaan dalam segala bentuknya. Kuasa yang membuat kita malah seperti ayam broiler.
Kita konsisten sejak awal untuk hidup sebagai manusia-manusia Nusantara yang patriotik dengan jiwa yang perkasa. Hal ini tolong dipertahankan. Memang kecil dan sederhana, tapi ini sebetulnya faktor kunci untuk menyelamatkan Bangsa Indonesia. Yang penting kita konsisten.