Skip to main content

Saat Bung Karno berkata, “Berikan kepadaku sepuluh pemuda, maka akan kuguncangkan dunia.”, maksudnya adalah tidak usah terlalu banyak manusia. Tetapi, asal ada sekian orang dengan Jiwa Garuda yang betul-betul tumbuh paripurna, maka dunia akan benar-benar terguncang.

Orientasi Perkumpulan Pusaka Indonesia GemahRipah saat ini adalah kita fokus melahirkan kader-kader yang betul-betul bertransformasi menjadi manusia dengan Jiwa Garuda yang perkasa, yang tidak akan patah dan menyerah oleh segala kesulitan, yang tidak rendah diri karena segala kelemahan. Betul-betul dia bisa terbang mengangkasa, melampaui segala tantangan. Anda betul-betul dipanggil untuk menjadi manusia Indonesia dengan Jiwa Garuda.

“Bagaimana Jiwa Garuda itu bisa tumbuh paripurna dalam diri?”

Jawabannya hanya dengan jalan hening cipta.

Silakan Anda tetap ada di dalam bingkai/koridor agama masing-masing dan label spiritual masing-masing. Tapi satu hal, kita perlu bersepakat. Sebagai bangsa Indonesia, mari kita selami betul “Hening Cipta”. Karena inilah yang nanti akan menyatukan kita sebagai bangsa Indonesia, bahkan sebagai umat manusia.

Hening cipta itu membuat cipta atau pikiran kita hening, artinya betul-betul membawa kesadaran kita kepada momen saat ini di sini. Secara nyata kita sadari bahwa yang terus menerus  kita lakukan sepanjang waktu adalah bernapas. Maka, hening cipta itu dilakukan/dipraktikan dengan pertama-tama menyadari, menikmati sepenuhnya setiap tarikan dan embusan napas yang natural, napas yang tidak pernah kita atur-atur. Napas inilah yang menjadi penghubung antara dunia Ilahi dengan dunia materiel, antara energi dengan realitas fisikal, antara jiwa dengan raga kita. Napas inilah juga yang akan menghubungkan kita dengan Roh Kudus dalam diri kita.

Silakan dipraktikan hening cipta: rasakan dalam napas ada kasih Tuhan Yang Maha Esa. Tidak peduli suku Anda, tidak peduli agama Anda, Anda dikasihi dengan murni, tanpa syarat, dan tanpa diskriminasi. Silakan betul-betul Anda hayati hal tersebut. Bersukacita karena kita menyadari bahwa kita dikasihi dengan murni dan tanpa syarat. Sejatinya saat ini hidup kita penuh dengan anugerah.

Saat melalui jalan napas ini, kita bisa betul-betul menyadari keterhubungan dengan Diri Sejati/Roh Kudus di dalam diri, saat itulah muncul proses jiwa raga kita dimurnikan. Saat jiwa raga dimurnikan, itulah saat kekuatan Ilahi akan terbangkitkan. Kekuatan Ilahi itu yang membuat kita menjadi pribadi yang tangguh dan perkasa. Yang secara simbolik digambarkan dengan simbol Garuda.

Yang sedang kita hadapi saat ini, betul-betul membutuhkan keberadaan manusia dengan Jiwa Garuda. Secara faktual, ada kekuatan besar di luar sana yang mencoba membuat kita lupa bahwa kita ini bangsa dengan jiwa Garuda. Kita dibawa menjadi bangsa yang kerdil/pengecut. Secara simbolik, kita sedang digiring menjadi hewan ternak.

Lebih parah lagi, kita digiring menjadi ayam broiler yang terkungkung, tidak punya daya, yang diberi perlakuan apa pun cuma bisa menyerah pasrah.

Simbol ayam broiler menjadi antitesis dari idealitas  bangsa Nusantara yang Agung. Maka, saya betul-betul meminta kepada Anda semua, kader dari Pusaka Indonesia GemahRipah, kembali sadari betul, mengerti betul tentang Hening Cipta agar secara bertahap jiwa raga Anda dimurnikan, bangkit kekuatan Ilahi di dalam diri Anda, bangkit sakti Pancasila di dalam diri Anda. Anda bertransformasi menjadi manusia dengan Jiwa Garuda yang perkasa.

Setyo Hajar Dewantoro

The Architect of Civilization, The Alchemist, The Game Changer

Leave a Reply