Skip to main content

Kembali kami berhening cipta di taman nan indah di sebrang Sagrada Familia. Pada momen ini ada beberapa kerja kosmik yang saya lakukan. Lewat keheningan, tersingkaplah realitas The Holly Kindom yang pernah ada dan berpusat di Barcelona, yang tentunya memperkaya kesadaran. Realita ini tak akan tersingkap jika digali dengan pendekatan historik dan arkeologis yang empiris. Apa yang kemudian saya ungkapkan adalah hasil mendayagunakan rasa sejati, menembus tabir masa lalu, menembus tabir antar dimensi.

“Yang terlihat adalah senyatanya The Holy Kingdom yang berdaulat selama beberapa ratus tahun kemudian. Yang terlihat adalah bukan sebuah kebetulan namun semuanya adalah hasil perjuangan selama beberapa lama sebelumnya”.

50 ribu tahun silam, The Holly Kingdom ini tegak berdiri selama ratusan tahun, dirintis oleh seorang Avatar/Kristus yang merupakan inkarnasi dari Sang Putra Semesta/King Sikarayana.

The Holly Kingdom tegak karena adanya berbagai elemen: raja dengan kepemimpinan yang agung, perempuan yang menempatkan diri laksana Maria Magdalena, The Rose of Mystic, The Holly Grail, dengan cintanya yang agung. Juga ada anak-anak yang menjalankan perannya sesuai talenta dengan kesungguhan, dengan ketulusan, dengan hati yang murni. Keseluruhan elemen itu membentuk Sagrada Familia.

Dalam semua sejarah agung selalu ada cerita cinta yang agung; the great pure romantic love. Ini semua melampaui imajinasi kerdil orang-orang yang yang sok moralis tapi di hatinya membara segala hasrat kejahatan, kekotoran, ketidakselarasan. Pure romantic love adalah energi yang menyatukan Divine Masculine dan Divine Feminine. Ini berbeda dengan sekadar pure love (non romantic) atau compassion yang bicara tentang bagaimana anugerah disebar dan dilimpahkan kepada siapapun tanpa diskriminasi dan tanpa harap kembali, laksana kerja Sang Matahari.

Kini saatnya jejak keagungan dari The Holly Kingdom ini diakses kembali; agar terbangun The Holly Kingdom berikutnya.

“Jejak-jejak keagungan yang dibutuhkan dalam arsitektur the great kingdom harus diakses untuk melengkapi berbagai kekuatan dan pengetahuan tersembunyi yang tidak ada dalam rekaman fisik sejarah umat manusia. Secara monumental jejak2 itu selalu ada. Di ‘adakan’ kembali maupun dibiarkan ada, sebagai pintu gerbang menuju keberadaan yang otentik.

Tentunya pintu itu hanya akan terbuka dengan tepat oleh pemegang kunci yang tepat. Secara energi yang tidak kasat mata fisikal manusia, pintu beserta kuncinya hanya dapat dipegang dan digunakan oleh yang sudah dititipkan sejak awal mula.

Ditemukannya satu gerbang monumental, akan dilanjutkan dengan hal lainnya, termasuk gerbang-gerbang berikutnya. Semua berkesinambungan tidak mungkin terputus. Seperti membuka pintu pintu tanpa ujung dan batas akhir. Tanpa membuka 1 maka yang lainnya pun tidak akan tampak.”

Demikianlah yang saya lakukan saat ini. Kita meniti tahap demi tahap, hingga terjadilah apa yang merupakan rancangan agung. Kita lakukan yang
terbaik, tanpa memikirkan hasil seperti yang kita mau. Tapi terus menerus kualitas diperbaiki hingga tercapai kesempurnaan.

“Anak-anakku, mari, berpegang tangan makin erat. Badai yang ada adalah bagian dari skenario kosmik untuk menyapu siapapun yang tak pernah bersungguh-sungguh menjalani keheningan. Sagrada Familia ini hanya layak bagi manusia dengan hati murni, dengan ketulusan, dengan kesungguhan menjalankan keheningan. Dalam hening yang sesungguhnya, siapapun tak akan tergoyahkan, karena kebenaran itu muncul dari relung hati.”

Barcelona, 7 April 2022
Setyo Hajar Dewantoro

The Architect of Civilization, The Alchemist, The Game Changer

Leave a Reply